Senin, 12 Agustus 2013

The 7 Steps of Political Marketing

Sudah memasuki akhir tahun 2013, menuju  tahun 2014.
Jalan-jalan udah ramai warna-warni spanduk para calon legislatif, calon presiden, dan calon gubernur.
Belum lagi media Televisi.
Jawa Timur sendiri sudah siap menghelat pemilihan pemimpin provinsinya pada 29 Agustus mendatang.
Bahkan hari ini sudah digelar penyampaian visi misi dari masing-masing kandidat.
Pertanyaannya adalah, strategi apa yang sudah para politisi tersebut siapkan untuk memenangkan pemilihan?

Masih dari salah satu majalah favorit saya, Marketeers edisi Agustus 2013..terdapat tulisan menarik dari Bapak Hermawan Kertajaya yang saya rasa cukup bernilai untuk disimak. Melihat politik dari sisi pemasaran. Political Marketing Strategy. Ilmu yang juga dikenal dengan pendekatan micro targeting ini bukan merupakan hal baru dalam dunia pemasaran Indonesia. Micro targeting sendiri adalah merumuskan langkah-langkah marketing yang fokus menembak pemilih potensial saja, bukan program asal yang tidak tepat sasaran.

Dalam ilmu marketing, tahapan seorang pemilik hak suara dalam menentukan kandidat yang akan dipilih digambarkan dalam tiga proses yaitu pertama, information proscessing dimana seorang pemilih akan menyerap informasi mengenai kandidat. Dalam proses ini ada kegiatan kognitif yang terjadi. Artinya seberapa kuat calon kandidat berada dibenak calon pemilih menjadi hal penting untuk diperhitungkan. Dalam dunia politik tahap ini disebut popularity.

Kedua adalah Preference formation, dalam politik disebut juga tahap likeability. Disini seorang calon pemilih akan melakukan evaluasi serta menentukan preferensi terhadap kandidat berdasarkan penilaian rasional maupun emosional. 

Proses ketiga adalah electability atau commitment retention, dalam tahap ini kemenangan seorang kandidat ditentukan oleh seberapa besar komitmen calon pemilih untuk memilihnya, karena walaupun kandidat cukup popular dan disukai banyak orang namun jika komitmen untuk memilihnya rendah maka kandidat tersebut memiliki risiko tinggi untuk tidak terpilih.

Bagaimana cara yang efektif untuk meningkatkan komitmen calon pemilih agar memilih kandidat di bilik suara pada hari H? Tujuh langkah Politic Marketing menjadi kuncinya. Langkah -langkah tersebut adalah :


  • Exposure, seberapa besar seorang kandidat mendapatkan publisitas diantara calon pemilih merupakan titik kritis pertama. Semakin tinggi publisitas calon semakin baik. Publisitas memiliki dua bentuk, yaitu yang sifatnya relational atau mediated. Relational artinya seorang kandidat secara alamiah memiliki publisitas yang tinggi seperti artis, aktivis, tokoh masyarakat, dll. Sedangkan publisitas yang bersifat mediated didapatkan dengan berbagai upaya yang dilakukan secara terencana seperti spanduk, iklan tv, dll.
  • Awarness, pengenalan kandidat yang baik adalah jika publik atau calon pemilih dapat mengenal kandidat dengan sangat baik atau thick awarness. Artinya kandidat tidak hanya dikenal nama atau wajah namun juga rekam jejak, integritas hingga personalitynya.
  • Expectancy, bagaimana calon pemilih memiliki harapan tertentu kepada kandidat. Harapan tersebut dapat terbentuk dari image perception atau message aliance. image perseption adalah harapan yang muncul dibenak pemilih karena pencitraan kandidat akibat rekam jejak yang sudah terbangun sejak lama. Sedangkan message aliance adalah harapan yang timbul akibat program kampanye yang dilakukan menjelang pemilihan.
  • Engagement, setelah memiliki harapan maka calon pemilih akan memiliki kecendurangan mengikat diri kepada kandidat yang membuatnya nyaman. Baik keterikatan bersifat rasional karena pemilih mengetahui dengan pasti rekam jejak dan kemampuan kandidat ataupun secara emosional.
  • Preference, kepada siapakah seorang calon pemilih memberikan preferensinya untuk memilih kandidat? karena kadidatnya atau karena partai politik? jika faktor politik lebih dominan maka menjadi PR yang besar bagi kandidat untuk mengarahkan dukungan pemilih kepadanya. Sebab bisa jadi dia akan bersaing dengan kandidat lain dari partai yang sama. Maka analisis peluang dan stategi dibutuhkan dalam langkah kelima ini.
  • Commitment, menjadi tahapan paling penting. Sebab calon pemilih potensial adalah mereka yang sudah menyatakan komitmennya untuk memilih. Perlu dilakukan analisis secara cermat terhadap mereka yang memiliki komitmen positif dan komitmen negatif.
Pemetaan kekuatan dan kelemahan pada tahap kelima dan keenam menjadi sangat krusial. Survei kualitiatif maupun kuantitatif yang baik akan dibutuhkan untuk menganalisis pemilih potensial dan bagaimanakah profil dari setiap calon pemilih tersebut. Hal inilah yang disebut micro targeting strategy.

Dalam micro targeting startegy diperlukan micro messaging untuk setiap kelompok calon pemilih. kandidat harus memiliki program kampanye berdasarkan isu-isu yang menyentuh di masing-masing kelompok tersebut.
  • Tahap terakhir adalah Action, setelah seorang kandidat sudah memiliki calon pemilih potensial yang banyak maka perlu dilakukan langkah untuk memastikan calon pemilih tersebut datang memberikan suaranya pada hari H. Edukasi dan komunikasi yang intens harus dibangun oleh kandidat sampai hari H tiba. Perlu dilakukan monitoring yang kuat dalam hal ini. Sebab kemungkinan terjadi golput bisa saja terjadi.
Micro tergeting strategy terbukti berhasil memenangkan Park Geun-hye pada pilpres korea tahun 2012. Mungkin beberapa persamaan consumer behavior Indonesia dengan korea mampu menjadi dasar yang sama untuk menerapkan metode ini di Indonesia.

 Selamat bekerja dan berjuang, semoga amanah, ingat! semua hal akan dimintai pertanggungjawabannya ..:)






.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar