Kamis, 15 Agustus 2013

Messages of Act, untuk Negeri para Nabi

Ada pertempuran abadi yang akan terus akan terjadi sepanjang masa, dan akan berakhir saat kiamat tiba..
pertempuran antara kebaikan dan kejahatan, saat ada kebaikan maka kejahatan akan terus berusaha menghancurkannya..karena pada dasarnya Allah mengilhamkan jalan kejahatan dan ketaqwaan sebagaimana Al quran menjelaskan dalam surat Asy- Syams " Maka Dia mengilhamkan kepadanya jalan kejahatan dan ketaqwaan".

Mesir dan Palestina Negeri para Nabi yang tersakiti, lukanya tidak pernah mengering bahkan semakin membara dibeberapa tahun terakhir, luka itu melebar ke Negeri-Negeri Islam yang lain. 

Maka luka itu bukan lagi sebatas perebutan wilayah, bukan lagi sebatas pergolakan politik semata, bukan juga sebatas perebutan kekuasaan antar pemimpin negara, melainkan permasalahan eksistensi komunitas manusia beserta martabatnya yang sedang didzolimi. Lebih luas ini adalah pertempuran antara ketaqwaan dan kejahatan. 

Palestina, Jerusalem negeri para Nabi, merupakan kota ziarah tiga agama samawi, Yudaisme, Kristen dan Islam. Mereka berziarah ke tembok ratapan, Gereja makam kristus, Masjid Al Aqsa, Dome of the rock. Namun saat bersamaan kesucian kota Jerussalem di robek oleh zionis israel dengan konflik yang tak kunjung selesai. Maka ini pun bukan lagi masalah agama, sebab agama mengajarkan kasih, perdamaian dan kebaikan. Bukan mencabik hak dan harkat manusia dengan semenah-menah. Maka ini adalah masalah kemanusiaan, dan lagi-lagi adalah pertempuran antara kejahatan dan kebaikan.

Mesir, negeri para Nabi yang lain. Mesir mencatat banyak peristiwa yang membuatnya tak mungkin luput dari sejarah Islam. 


Jika ditarik awal mula negeri Mesir, maka era Fir'aun-lah yang mungkin tercatat menjadi era pra-sejarah. Alquran banyak mengisahkan para nabi Allah yang berjuang menyelamatkan Bani Israil dari kekejaman Fir'aun. Sebut saja Nabi Musa dan Harun. Keduanya lahir di Mesir dan menjadi utusan Allah untuk mendakwahkan tauhid di negeri Nil tersebut. 

Namun sebelum era Nabiyullah Musa dan saudaranya Harun, banyak nabi yang pernah tinggal ataupun sekedar singgah di Mesir. Sebut saja kisah perjalanan Nabi Yusuf. Beliau dijual sebagai budak saat remaja hingga kemudian tinggal di sebuah keluarga saudagar di Mesir. 

Tak hanya itu, sang ayah yang juga utusan Allah, Nabi Ya'qub, kemudian tinggal bersama putranya tercinta di Mesir. Jauh sebelum era Nabi Yusuf dan Ya'qub, nabi kedua, Idris, pun dikisahkan tinggal di bumi Kinanah tersebut. Selain nabi Yusuf, Harun dan Idris, Nabi Ibrahim pun pernah berkunjung ke Mesir. Bapak agama samawi tersebut melakukan perjalanan bersama istri beliau Sarah. Namun saat itu nabiyullah Ibrahim tak menetap disana, melainkan hanya singgah saja. Akan tetapi Sarah, ibunda Nabi Ishaq pernah tinggal di Mesir selama hitungan hari. Maka masihkah Mesir hanya masalah keNegaraan semata?

Sebagai muslim, dan sebagai manusia harusnya kita memiliki kepedulian atas semua luka yang terjadi disana. Jika kita mengaku berada pada kubuh kebaikan, harusnya ada aksi yang kita lakukan. Sebab kebaikan sejati tidak mengenal batas negara, kelompok suku bangsa, kepercayaan agama atau cakupan kelompok usia dan sebagainya. Bahkan di antara orang-orang yang tidak secara langsung mendapat manfaat, seseorang juga akan sangat mungkin ikut bersimpatik dan memberi apresiasi pada kebaikan.

maka harusnya kita malu jika mengaku menjadi manusia yang mendukung kebaikkan, namun dengan lantang kita berujar " masalah buat saya? masalah saya udah banyak..gak usah ikut-ikut urusan negara orang"..

Message of act, satu perbuatan, sejuta pesan..kita memang jauh dari sana, kita tidak mengenal mereka, dan mungkin tidak terlalu paham dengan apa yang terjadi, namun jika ini adalah masalah kebaikan dan kejahatan, sudah sepatutnya kita mengambil tempat untuk berbuat sesuatu.

Walau itu hanya hal kecil sebatas membuka mata dunia dengan tweet dan status kita tentang mereka, menyadarkan bahwa ini adalah masalah kejahatan kemanusiaan tingkat dewa. Memberikan opini dan ketidaksetujuan kita. Melakukan aksi dijalan dengan seruan tegas dan lantang. Bahkan hanya sebatas doa dalam setiap penghujung shalat kita. Apapun itu harusnya kita punya banyak pilihan untuk melakukan sesuatu.

Message of act untuk Negeri para Nabi, ketika hal kecil dilakukan satu persatu sukses memperbaiki hidup orang banyak, Minimal menunjukkan bahwa masih ada kepedulian dari kita untuk mereka.

Meski saya sadar, kadang kebaikan memang tak cukup menarik bagi sebagian dari kita..atau mungkin kita tidak punya cukup waktu untuk kebaikan, sebab kita terlalu sibuk dengan urusan pribadi kita sendiri...

Ya Allah, Tuhan kami..Teguhkanlah pendirian kami dalam kebaikan 
teguhkan pendirian suadara-saudara kami untuk mempertahankan kebaikan..
atasMu mereka dan negeri mereka..


 - Doa kami, untuk Negeri para Nabi -



Tidak ada komentar:

Posting Komentar