Jumat, 29 Maret 2013

Financial Planning Pra dan Pasca Menikah

Finance Must Be Practical, kata mbak Ligwina Hananto, Independent Financial Planner di QM Financial. (suka sekali sama bukunya "Untuk Indonesia yang kuat : Seratus langkah untuk tidak miskin" dan teorinya tentang kelas menengah)

Sebagai Seorang lulusan keuangan, dan yang menyukai keuangan. Perlu rasanya, membahas hal ini secara lebih dalam. Mengingat sudah banyak sekali edukasi dari para konsultan keuangan independent tentang perencanaan keuangan. Sebab pada kenyataannya tidak banyak yang "well educated" tentang hal ini.

Menurut pengalaman saya, banyak yang berfikir "Financial Planning" menjadi sangat perlu untuk dipelajari jika saat dikondisi sudah mw menikah atau sudah menikah saja. Sebab, banyak dari teman-teman, yang tiba2 antusias menghubungi saya, mengajak diskusi, meminta saran, dan mencari tahu tentang banyak hal mengenai keuangan setelah mereka menikah atau beberapa bulan menuju hari H menikah.
Is it to late ? tidak juga, lebih baik sadar untuk segera memulai daripada tidak sama sekali. 

Namun, tahu lebih awal akan membuat kita lebih baik dalam mempersiapkan. Lalu apa hubungannya dengan menikah? 

Dalam Bukunya "Saksikan Bahwa Aku Seorang Muslim" Ustad Salim A fillah menjelaskan bahwa ada parameter persiapan dan kesiapan dalam pernikahan. Kali ini tetap berhubungan dengan financial planner. Perlu rasanya setiap dari kita yang ingin menikah (tidak harus yang sudah dekat hari H atau yang sudah punya calon) memikirkan dan mempraktekkan perencanaan keuangan sejak dini. Mengapa perlu? terutama untuk orang - orang seperti saya yang masih single dan belum tahu akan menikah dengan siapa. Sebab saya tidak bisa menjamin apakah akan langsung mendapatkan suami yang sudah mapan, secara financial terjamin, sudah punya aset seperti rumah, kendaraan, dan lain sebagainya. Bagaimana jika, ternyata secara financial calon suami kita jauh dari keadaan yang sudah disebutkan diatas. 

Memang, secara kodrat perempuan itu ditanggung dan laki-laki yang menanggung, termasuk urusan financial. Tapi perlu diingat bahwa setiap dari Istri dan suami adalah seorang financial planner dalam rumah tangga. Menjadi sangat perlu jika masing-masing dari mereka sebelum bertemu dan akhirnya menikah sudah punya pemahaman tentang pengelolaan keuangan. Lebih bagus lagi jika sudah memiliki produk investasi atau tabungan yang dimiliki. 

Berdasarkan pengalaman pribadi, dan banyak literatur yang saya baca, financial pra nikah bisa dimulai dari diri sendiri. Menabung Emas misalnya, menyisihkan setiap pendapatan untuk membeli reksadana, atau memiliki deposito atau tabungan yang bisa dimulai walau dengan posisi keuangan yang belum terlalu besar. (Investasi-investasi tersebut bisa dimulai dengan uang kurang dari 5-10 juta). Hal-hal nyata lain yang bisa dilakukan misalnya :

1. Mulai terbiasa melakukan pencatatan uang keluar masuk setiap bulan dalam buku arus kas (jika tidak terbiasa dengan akutansi, tak perlu repot membuat, sudah banyak buku kas sederhana dijual ditoko2 buku).

2. Membuat daftar antara kebutuhan atau keinginan. Godaan terbesar saat masih bujang adalah, membeli barang2 untuk pemenuhan diri sendiri. Misal, gonta-ganti gadget padahal dengan satu gadget kebutuhan sudah terpenuhi, Kalo buat perempuan mungkin tergoda dengan fashion dan terbiasa melakukan online shoping (hahaha, tunjuk diri sendiri). dll.

Nah aslinya banyak kebiasaan2 sebelum menikah yang bisa kita lakukan terkait mengelola keuangan. 

Untuk pengelolaan keuangan pasca menikah akan jauh lebih mudah jika suami dan Istri sudah membawa kebiasaan bagus mereka tersebut dalam mengelola keuangan. Suami dan Istri bisa langsung mencatat posisi keuangan mereka masing-masing, dan menggabungkannya. Setelah itu tinggal menentukan tujuan2 yang ingin dicapai, misal KPR untuk rumah impian, dana melahirkan anak pertama, dana pendidikan, subsidi ke orang tua, dana zakat dan shadaqah, dana darurat, atau dana-dana yang lain. Memulai melakukan investasi lagi dengan posisi sudah bersama ^^.

well, keuangan itu bisa dipraktekkan kapan pun asal sudah ada sumber pendapatan, tidak harus menunggu sudah menikah dulu baru mempraktekkan dan memikirkan tentang pengelolaaan keuangan. seperti kata Aa Gym mulai dari diri sendiri, mulai dari yang terkecil dan mulai saat ini. 

semoga bermanfaat ;D


Tidak ada komentar:

Posting Komentar